Tanaman kubis bisa ditanam sepanjang tahun, jenis sayuran iningga akan tinggal tulang daun biasanya tumbuh serta berproduksi baik pada lahan di ketinggian 800 mdpl ke atas dengan curah hujan cukup serta temperatur 15-20 derajat celcius. Adapun untuk tipe tanah yang dikehendaki bersifat gembur, bertekstur mudah atau sarang dengan ph 6-6,5.
Hama ulat pada tanaman kubis ada beberapa jenis, ada ulat daun (cp xylostella) yaitu jenis ulat yang memakan daun pada tanaman yang akan mengakibatkan daun berlubang kecil-kecil sehingga akan tinggal tulang daunnya saja.
Selain ulat daun hama yang sering menyerang tanaman kubis adalah ulat krop (c. binotalis). ulat ini akan merusak kubis yang sedang membentuk krop, sehingga daun kubis berlubang-lubang, kerusakan ringan berakibat menurunnya kualitas kubis, sedang kerusakan berat menyebabkan tanaman kubis tidak dapat dipanen.
adapun pengendalian ulat pada tanaman kubis dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain:
- Kultur Teknis
tumpang sari rape(caisin) - kubis atau sawi jabung (mustard) - kubis. dimana tanaman rape atau sawi jabung berfungsi sebagai perangkap hama plutella dan Crocidolomia. pertanaman kubis dikelilingi dengan dua baris rape atau dua baris sawi jabung. baris pertama ditanam 15 hari sebelum penanaman kubis sedangkan baris kedua ditanam setelah kubis berumur 25 hari.
2. Fisik atau Kimia
dengan cara mengumpulkan telur, larva, pupa lalu dimusnahkan
3. Biologis
dengan memanfaatkan musuh alami ulat daun kubis seperti parasitoid telur Trichogrammatoidae bactrae, parasitoid larva, diadegma semiclausum dan cotesia plutellae. parasitoid pupa, diadromus collaris.
4. Biopestisida
yaitu dengan mengendalikan menggunakan insektisida alami yang direkomendasikan seperti insektisida biologis dengan bahan aktif Bacillus Thuringiensis disamping menggunakan bahan-bahan alami lainnya seperti misalnya minyak dari ekstrak buah srikaya, sirsak. biji nimba dan tembakau.
5. Kimia
pengendalian dengan menggunakan aplikasi pestisida kimia sintettik yang terdaftar dan diizinkan pleh kementerian pertanian apabila pengendalian lain tidak dapat mengurangi intensitas serangan hama. misalnya yang berbahan aktif sipermetrin. abamectrin dan beta siflutrin
No comments:
Post a Comment